BRT Kerjasamakan dengan Pengusaha Angkutan

Munculnya banyak permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan proyek BTR menggambarkan bahwa perencanaan proyek ini belum matang dan terkesan dipaksakan. Evaluasi proyek yang telah dilakukan sepertinya hanya sekedar formalitas, dengan mulai diragukannya efektifitas BRT ini tentu juga akan melemahkan keginginan investor untuk mendanai proyek tersebut. Karena keuntungan dari proyek ini juga masih meragukan. Untuk itu perlu diupayakan untuk melakukan kerjasama dengan pengusaha angkutan untuk melakukan pengelolaan.

Dengan kondisi ini kami meragukan kualitas evaluasi proyek yang telah dilakukan sebelum proyek ini dilaksanakan. Karena tahapan ini sebenarnya berfungsi untuk menilai dan melihat permasalahan apa saja yang mungkin akan muncul dalam pelaksanaan proyek dari segi pendanaan, teknis bahkan dari sosial ataupun politik. Kami menilai Pemkot tidak melakukan evaluasi proyek secara optimal sebelum pelaksanaan proyek ini.

Pemkot semarang direncanakan akan beroperasi pada bulan Mei mendatang dan diharapkan nantinya akan menggantikan angkutan umum lain. Namun apabila di lihat kondisi yang ada jelas itu tidak memungkinkan dilakukan. Dari survey yang kami lakukan dalam satu menit saja di beberapa jalan protokol melintas akuntan umum milik swasta lebih dari 10 angkutan umum. Artinya banyak sekali angkutan umum lain yang beroperasi. Dengan adanya penambahan armada baru BRT tentu saja tidak akan mengurangi kepadatan kendaraan tapi akan malah menambah angkutan umum yang beroperasi. Masalah lain yang muncul adalah masalah infrastruktur, misalnya adalah adanya Halte-halte BRT yang sudah mulai rusak atau tidak nyaman dan kumuh, padahal belum digunakan sama sekali. Permasalahan rambu-rambu yang sampai saat ini juga belum selesai padahal waktu tinggal satu bulan, dan permasalahan teknis lain. Dengan melihat banyaknya permasalahan ini tentu saja sangat wajar apabila Investor enggan untuk mendanai proyek ini, karena dari sisi keuntungan masih meragukan.

Sebaiknya pemkot semarang segera melakukan koordinasi bersama dengan para pemilik usaha angkutan di Semarang untuk dapat melakukan pengelolaan bersama-sama. Karena sebenarnya di Semarang memiliki potensi transportasi yang cukup siginifikan, banyak pengusaha angkutan umum yang tersebar di segala trayek jurusan Apabila ini dapat dikoordinasikan dan malakukan kerja sama dengan pembagian kerja dan pembagian hasil yang jelas, mungkin proyek ini dapat dilaksanakan dengan baik. Sehingga proyek ini nantinya adalah proyek bersama antara pemerintah dengan pengusaha angkutan di kota Semarang.

Namun demikian keberadaan investor tetap dibutuhkan, untuk itu perlu adanya penataan dan perencanaan ulang untuk meyakinkan investor kalau proyek ini benar-benar menguntungkan. Tanpa adanya investor Pemkot tetap sulit untuk merealisasikan proyek tersebut, apalagi dana APBD tidak cukup signifikan untuk membackup seluruh dana yang dibutuhkan BRT. Perencanaan tersebut meliputi aspek teknis pengelolaan Halte, Rambu, Jalan dan singkronisasi BRT dengan kendaraan umum lain.

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar